Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Halo bapak dan ibu guru hebat semua, perkenalkan nama saya Rizki Hernanda, S.Pd. Saat ini saya bertugas sebagai guru Ilmu Pengetahuan kelas 7 di SMP Islam Al-Azhar Cairo Palembang dan juga menjadi Calon Guru Penggerak Angkatan 4. Alhamdulillah saya bahagia sekali karena di semester genap ini saya berkesempatan lebih banyak untuk mengajar anak-anak secara tatap muka terbatas di kelas. Mengawali semester genap di tahun baru tentunya diiringi pula dengan semangat baru. Maka semangat baru yang saya ingin bawa ke ruang-ruang kelas ialah semangat menebar budaya positif yang saya peroleh pada pembelajaran modul 1.4. Selama ini saya menyadari bahwa masih banyak sekali kekeliruan yang saya jadikan pedoman atau kesalahan dalam paradigma pemikiran saya mengenai pendidikan bagi anak murid terutama dalam menerapkan peraturan di ruang kelas dalam pembelajaran social. Di sekolah saya memang telah membiasakan mengajak anak murid membuat kontrak belajar namun sayangnya masih terkesan tidak berpihak pada murid dan kurang bermakna bagi diri anak. Masih banyak sekali poin yang awalnya saya diniatkan untuk memberikan dampak positif bagi anak tetapi malah sebaliknya terasa menjadi paksaan bagi murid.
Murid yang saya ajarkan saat ini adalah anak-anak baru beranjak dari usia anak-anak ke masa remaja. Berdasarkan diskusi bersama mereka serta hasil survey bersama murid, mereka antusias ketika suasana pembelajaran yang menyenangkan, seru serta kekinian dan ramah teknologi. Oleh karena itu saya selaku guru sangat penting untuk memahami kondisi dan kebutuhan anak murid masa kini.
Kontrak belajar bagi murid dominan merupakan aturan dari saya dan anak-anak murid di kelas pun harus mau tidak mau mematuhi aturan tersebut, tanpa mendengarkan aspirasi atau kebutuhan murid dalam kegiatan pembelajaran. Namun setelah mengikuti pendidikan guru penggerak terutama setelah memperoleh materi modul 1.4 mengenai Budaya Positif saya mendapatkan banyak pencerahan yang menyadarkan bahwa selama ini saya masih belum sepenuhnya membuat kesepakatan kelas yang berpihak pada murid, dan semester genap ini saya mulai menerapkan konsep budaya positif diawali dari ruang kelas yakni pada saat pembelajaran IPS.
Gambar 2 Penandatanganan Kesepakatan KelasPenerapan konsep budaya positif yang saya lakukan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas atau keyakinan dengan dua sistem pembelajaran yakni Sebelum mengawali kegiatan pembelajaran di awal semester genap, saya mengajak anak-anak untuk membuat kesepakatan kelas, sebelum menentukan poin-poin kesepakatan saya mengajak anak untuk meyadari betapa pentingnya membuat kesepakatan atau keyakinan kelas dalam menciptakan budaya positif di ruang kelas agar memberikan suasana pembelajaran yang aman, nyaman dan bermakna bagi seluruh warga kelas. Setiap kelas diberikan kebebasan untuk menentukan jumlah poin serta isi poin dalam kesepakatan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan anak-anak murid di setiap kelas. Anak murid dari masing-masing kelas memiliki hak dalam menyampaikan pendapat serta aspirasinya mengenai apa yang diinginkan untuk diterapkan di kelas agar tercipta bermakna.
Anak-anak memberikan aspirasi dan disepakati bersama, sedangkan saya selaku guru memberikan arahan. Adapun kesepakatan kelas yang dibuat bersama anak murid antara lain, menjaga protokol kesehatan, rajin mengumpulkan tugas tepat waktu, senang menebarkan budaya 5 S, dan peduli terhadap kebersihan dan ketertiban kelas. Setiap poin kesepakatan tersebut disepakati bersama dan lalu disahkan secara legalitas dengan mengajak tanda tangan murid. Uniknya disini anak-anak merasa fantastis saat diminta tanda tangan dan saya anggap mereka sebagai seorang artis yang diminta tanda tangan.
Selain membuat kesepakatan kelas, saya juga mengajak anak-anak murid di kelas untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dalam kegiatan pembelajaran sosial. Hal ini dilakukan karena agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid terutama pembelajaran di masa kini seperti fun learning melalui nobar time dan games. Setelah mengawali pembelajaran dengan semangat budaya positif melalui kesepakatan kelas diharapkan nantinya dapat menjadawal yang baik dalam menerapkan kegiatan pembelajaran sosial yang bermakna dan berpihak pada murid.